Senin, 09 April 2018

Resensi Buku Garis Waktu - Fiersa Besari





Judul Buku : Garis Waktu

Pengarang : Fiersa Besari

Penerbit : MediaKita

Tahun Terbit : 2016

Tebal Buku : 211 halaman

———————————-
“Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian satu orang tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takkan memberikan pilihan apapun kecuali jatuh cinta, biarpun logika terus berkata bahwa resiko dari jatuh cinta adalah terjerembab di dasar nestapa”

Buku menceritakan perjalanan cinta seorang pria dengan seorang wanita. Mulai dari menyimpan rasa hingga kehilangan rasa. Tentang impian dan juga kenangan. Tentang perjuangan dan pelarian. dan beberapa bab dari buku ini menceritakan mengenai karir,keluarga, dan sahabat

“Tanpa mau bertanggung jawab, kau tinggalkan aku termabuk sendirian. Jika kasmaran adalah narkotik, maka kau adalah bandarnya. Dan aku bagaikan pecandu yang rela menggadaikan jiwa demi menatap matamu sekali lagi.” Percayalah, kalian akan dimabuk oleh kata-katanya dan jatuh dalam candu". Dan menurut saya kalian wajib beli buku ini.

Buku ini terbagi secara perbab, di setiap bab ditulis bulan dan tahun kejadian peristiwa yang ditulis setelahnya. Di buku ini, penulis tak hanya menceritakan masa lalunya, ia juga menuturkan pendapatnya tentang arti kehidupan dan peran penting orang tua di kehidupan kita.

“Jika kau bertanya siapa superhero idolaku semasa kecil, aku akan menjawab: Superman. Namun, jika kau bertanya siapa superhero idolaku hari ini, aku akan menjawab orang tuaku. Tidak ada pahlawan yang lebih hebat dari orang tua. Mereka tidak punya tubuh baja, tapi mereka punya hati sekuat baja, yang sanggup menerima pukulan bertubi-tubi demi kebahagiaan anaknya. Mereka tidak bisa terbang, tapi dengan segala tenaga yang tersisa, mereka bersedia menopang agar aku mampu terbang dan meraih mimpi."

Ceritanya sangat melatih hati agar tetap tegar , dan tidak stuck ketika semua harapan kita tidak sesuai yang kita harapkan.

"Aku, biarlah seperti bumi. Menopang meski diinjak, memberi meski dihujani, diam meski dipanasi. Sampai kau sadar , Jika aku hancur.... kau juga"

Review Buku

Hasil karya sastra mungkin dinilai dari selera pembaca masing-masing , maaf jika ada beberapa opini yang tidak sejalan.Selama membaca buku ini saya berimajinasi menjadi sang aku (pemeran utama) , saya seperti merasakan pahitnya,sedihnya,senangnya,dan bahagianya sang aku(pemeran utama)

Mungkin ada beberapa bab yang dipaksakan untuk panjang dan puitis. jadi saya memberikan nilai 8.0/10






Tidak ada komentar:

Posting Komentar